Selasa, 27 Agustus 2019

Rabu, 28 Agustus 2019








Materi seni budaya


PANTOMIM

A. Pengertian Pantomime

Pantomim adalah seni pertunjukan yang memvisualisasikan suatu objek atau benda tanpa menggunakan kata-kata, namun menggunakan gerakan tubuh dan mimik wajah. Bahkan pantomime memvisualisasikan rasa dengan gerakan tubuh dan mimiknya. Pantomim merupakan pertunjukan yang tidak menggunakan bahasa verbal.

B. Sejarah Pantomime

Istilah pantomime berasal dari bahasa Yunani yang artinya serba isyarat. Berarti secara etimologis, pertunjukan pantomime yang dikenal sampai sekarang itu adalah sebuah pertunjukan yang tidak menggunakan bahasa verbal. Pertunjukan itu bahkan bisa sepenuhnya tanpa suara apa-apa. Jelasnya, pantomime adalah pertunjukan bisu ( Bakdi Sumanto,1992:1).
Menurut Aristoteles, pantomime telah dikenali sejak zaman Mesir Kuno dan India. Kemudian, dalam perkembangannya menyebar ke Yunani, sebagaimana ditulis Aristoteles dalam Potics itu. Lebih lanjut Aristoteles menjelaskan bahwa teori pantomime tersebut bermula dari temuan-temuan pada relif-relif candi dan piramida. Dalam relief tadi dikisahkan adanya gambaran tentang seorang laki-laki dan atau perempuan sedang melakukan gerakan yang diduga bukan tarian.
Hal tersebut semakin jelas sesudah adanya katagorisasi dari berbagai seni pertunjukan yang dilakukan Aristoteles berdasarkan ciri-ciri bawaannya, sehingga dapat dibedakan adanya sebutan tarian dan bahasa isyarat. Oleh karena pantomime mengacu pada ciri dasar dari bahasa isyarat tadi maka jelaslah bahwa seni pertunjukan pantomime memang sudah ada sejak lama.

C. Unsur-unsur Pembentuk Sebuah Cerita Dalam Pantomime
  1.  Mimik : Seorang pemain pantomime sangat mengandalkan ekspresi mimik dalam menerangkan suatu keadaan seperti sedih, marah, kecewa, gembira, bingung ,dll.
  2.  Gerak : Gerak tubuh bertugas menciptakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada, seperti memegang gelas, memegang pisau, memegang kaca, berjalan, berlari, naik tangga, dll.
  3.  Musik : Musik dalam hal ini sangat mendukung guna menciptakan atmosfer situasi yang terjadi sehingga penonton juga dapat larut dalam situasi itu seperti situasi seram, situasi bahagia, situasi sedih, dll. Karena berkait dengan musik maka seorang pemain pantomime juga harus mampu menguasai tempo dalam sebuah irama sehingga ia dapat menyesuaikan gerak tubuhnya dengan tempo lagu/irama yang saat itu terdengar. Hal ini sangat penting agar penonton tidak merasakan kejanggalan karena apa yang dilihat tidak sesuai dengan apa yang didengar. Contohnya, musik dalam keadaan sedih mungkin dipilih yang temponya pelan, dalam keadaan tergesa-gesa mungkin temponya cepat, dll
D. Pantomime Dasar

Pada usia sekolah, misalnya dimulai pada usia SD,playgroup atau PAUD, Pantomime dapat dibagi dalam dua bentuk, yakni pantomime yang non cerita dan pantomime yang bercerita. Pantomime yang non cerita merupakan pantomime yang hanya mempertunjukan unsure-unsur yang sederhana. Misalnya, berlari atau berkejaran, berjalan-jalan, bertepuk tangan gembira ketika membayangkan atau mengimajinasikan suatu peristiwa yang menakjubkan. Sedangkan pantomime bercerita dapat merupakan suatu permainan pantomime yang mengikuti suatu cerita tertentu. Misalnya, cerita seorang anak yang terlambat ke sekolah, bisa pula cerita rakyat, dan cerita yang popular, seperti Cinderella, Pinokio, atau Si Kancil, Si Belalang, Berkebun dan sebagainya.

Karakter di masing-masing  anak-anak jelas berbeda. Demikian pula dengan kemampuan anak didik dalam menyerap proses berpantomime ini. Namun, satu hal yang dapat ditemukan kesamaannya adalah dunia bermain anak-anak yang menginginkan dan mampu membangun empati terhadap setiap peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Anak-anak SD justru memiliki kemampuan empati saat mereka melakukan interaksi. Mereka akan turut sedih jika temannya menangis, meskipun tangisan itu disebabkan oleh dirinya sendiri. Pola interaksi ini cukup unik pada dunia anak SD, karena mereka belum menyadari hubungan sebab akibat dari suatu peristiwa. Untuk itu, dalam pantomime ini, narasi kelucuan dan hiburan sangat memungkinkan dihidupkan melalui pola interaksi yang terdapat pada anak-anak, bukan pada “pandangan” orang dewasa.

IV.Langkah-langkah Pembelajaran dan Pelatihan

a.Pemanasan dan Pelemasan
1.Berlari-lari kecil di tempat
2.Menggerakkan kepala:
  •  Menekan kepala ke depan dank e belakang
  • Menekan kepala ke kiri dank e kanan
  •  Menoleh ke kiri dank e kanan
  • Memutar kepala dan diulangi dengan arah sebaliknya
3.Menggerakkan bahu
  •  Menggerakkan bahu ke atas dank e bawah
  • Menggerakkan bahu ke depan dank e belakang
  • Memutar bahu
4.Menggerakkan tangan hingga jari jemari
  • Menggerakkan pergelangan tangan
  • Menggerakkan jari jemari
5.Menggerakkan pinggul
  •  Menggerakkan ke kiri dank e kanan
  •  Menggerakkan ke depan dank e belakang
  •  Memutar pinggul
6.Menggerakkan lutut
  •  Menggerakkan ke kiri dank e kanan
  •  Menggerakkan ke depan dank e belakang
  •  Memutar lutut
7.Senam Wajah
  •  Menggerakkan alis mata
  •  Menggerakkan pelupuk mata
  • Menggerakkan kening
  •  Menggerakkan mulut
  •  Menggerakkan pipi
8.Kembali berlari-lari kecil di tempat sambil bertepuk tangan
9.Menghela napas

b.Imajinasi Benda
  1. Membayangkan penggunaan benda-benda di sekitar, seperti gelas, kursi, kayu, batu, dan lain-lain
  2. Menggunakan benda-benda itu dengan menyesuaikan bentuk dan berat benda serta penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari
  3. Menyadari kadar tekanan, bawaan maupun interaksi benda dengan tubuh. Misalnya: interaksi bola yang melambung berbeda dengan tali yang ditarik
c.Eksplorasi Emosi dan Perilaku
  1. Menentukan berbagai bentuk emosi: marah, menangis, tertawa, ngambek, terkejut, takut, ngeri dan sedih
  2. Memberikan arahan tentang peristiwa emosi yang akan dilakukan
  3. Melakukan dan membentuk perilaku emosi secara bergantian
  4. Mempertemukan (berpasangan) bentuk-bentuk emosi
  5. Mencipta Bentuk
1.Bentuk dasar (perhatikan pergerakan tubuh)
  • Berjalan
  • Memegang benda
  • Mengangkat benda
  • Menarik benda
  • Menekan sesuatu (bisa dinding, tubuh temannya dan benda lainnya)
  • Melempar
2.Bentuk imajinatif
  • Berjalan sambil melambaikan tangan
  • sambil membayangkan benda-benda, seperti gelas, tas, bola
  • Mengangkat sesuatu yang ada dalam bayangan anak-anak
  • Menarikdan saling menarik satu sama lainnya
  • Menekan maupun bersandar pada suatu objek
  • Melempar sesuatu ke arah yang diinginkan
d.Membuat Cerita/Narasi
  1. Narasi dapat berupa cerita sehari-hari maupun dari legenda
  2. Narasi dibuat sederhana dengan tokoh-tokoh/peran yang sederhana. Misalnya, Kancil yang licik, Anak yang rajin
  3. Mulailah dengan sebuah cerita agar anak-anak dapat membangun imajinasi peristiwa maupun dapat mengembangkan dan menyesuaikannya dengan pengalaman yang ditransformasikannya.
e.Make-up dan Kostum
  1. Make-up dan kostum berguna untuk mempertegas peran yang dimainkan
  2. Make-up dan kostum akan lebih baik jika mampu mendorong gerak yang sesuai dengan peran
  3. Kemampuan melakukan peran-peran tertentu dapat mengubah make-up dan kostum menjadi bagian yang sekunder.
E.Memulai dengan Keyakinan

Pertanyaan yang sering muncul ketika memulai sesuatu adalah bagaimana cara memulainya. Dalam proses kreatif, dikenal adanya motif. Motif akan menjadi titik tolak seseorang untuk memulai suatu proses. Motif merupakan titik sasaran seseorang dalam bertindak. Maka, mulailah denga menentukan motif Anda memulai sesuatu. Misalnya motif memberdayakan anak didik, memberdayakan diri sendiri, pergaulan, menumbuhkan rasa ingin tahu, ingin belajar dan sebagainya. Motif-motif ini akan menentukan tindakan seseorang dalam proses kreatif. Semakin baik motif yang dipilih, maka semakin tinggi pula upaya yang dilakukan dan semakin baik pencapaian dari motif tersebut.

Senin, 26 Agustus 2019

PANTOMIM SENI BUDAYA KELAS 8




Selasa, 27 Agustus 2019

Tekni Dasar Pantomim

   Pantomim adalah pertunjukan teater tanpa kata – kata yang dimainkan dengan gerak dan ekspresi wajah biasanya diiringi music. Pantomim merupakan seni pertunjukan yang penampilannya lebih mengandalkan pada gerak – gerak tubuh dan ekspresi wajah. Pantomim dalam bahasa Latin, “Pantomimus”, artinya meniru segala sesuatu, merupakan suatu pertunjukan teater yang menggunakan tubuh, dalam bentuk ekspresi wajah atau gerak tubuh sebagai dialog.

Banyak teknik dan metode latihan yang bisa menjadikan seseorang menjadi pemain pantomime yang baik. Secara garis besar, ada dua latihan yang harus dikuasai untuk dapat berpantomim dengan baik, yaitu latihan olah tubuh dan latihan ekspresi wajah. Kedua latihan ini harus dilakukan dengan sungguh – sungguh dan berimajinasi secara kreatif.
1.      Latihan Olah Tubuh.
Beberapa tahapan yang dilakukan dalam olah tubuh yaitu pelenturan tubuh atau strectching, pemanasan dan pendinginan. Tahap pelenturan dilakukan dengan melenturkan seluruh persendian tubuh dan peregangan urat – urat sendi dari mulai kaki, pinggang, pinggul tangan, bahu dan sekitar kepala.
a.      Bagian Kepala.
Lakukanlah gerakan kepala ke kiri – ke kanan, ke depan ke belakang secara teratur pelan – pelan dan berulang. Setelah itu, lakukan gerakan memutar kepala secara penuh, kemudian berganti arah sebaliknya. Lakukan secara berulang sampai dirasakan cukup. Efek yang akan terasa ringan otot bagian kepala.
b.      Bagian Tangan.
Kekuatan tangan pada pantomime sangat penting dalam melakukan gerakan – gerakan imajinatif. latihan pada tangan ditujukan untuk mengolah persendian, kekuatan otot dan kelenturan otot tangan. Pengolahan gerak tangan lebih variasi karena dapat dilakukan ke segala arah. Tangan dapat dilakukan lurus keatas, ke samping, ke depan, memutar telapak tangan, melentikkan jari – jari tangan serta gerakan lainnya.
c.       Bagian Badan.
Latihan pada bagian badan meliputi bagian perut, dada dan punggung. Pengolahan ketiga bagian badan ini memiliki peran penting bagi seorang pemain teater karena merupakan bagian yang memberikan efek pada sikap tubuh peran. Latihan yang dilakukan pada bagian badan ini dapat dilakukan dengan menggerakkan dan melenturkan badan ke depan dengan membungkuk dan ke belakang dengan menekuk pada bagian perut sehingga tubuh melengkung ke belakang.
d.      Bagian Pinggul.
Bagian pinggul juga penting untuk diolah agar gerakan tubuh lebih lentur dan fleksibel. Pada bagian pinggul, gerakan tubuh dapat dilakukan ke samping, ke depan dan membungkuk.
Rasakan bagian – bagian torsomu, menjadi berat atau menjadi ringan. Rasakan pergerakan bagian pinggul dan torsomu menjadi bisa bergerak bebas.
e.       Bagian Kaki.
Kaki memiliki peran penting. Kekuatan kaki perlu dilatih sehingga kita dapat tetap tegak berdiri diatas panggung. Berdiri di atas satu kaki merupakan salah satu latihan keseimbangan tubuh.
Berlatihlah berbagai pose dengan tumpuan pada kaki. Seperti pose pohon yang kokoh menjulang tinggi, batu karang yang menahan ombak dan berbagai pose dengan personifikasi alam.
Tahap pemanasan dilakukan setelah otot – otot dan persendian tubuh lentur dan siap untuk bergerak sebebas mungkin. Latihan gerakan yang dilakukan meliputi latihan gerak – gerak stakato (gerakan patah - patah) dan Legato (gerak mengalir).
Contoh Latihan :
a.       Lakukanlah latihan dengan kedua tanganmu seolah – olah menempel di cermin. Geserkan dan pindahkan posisi telapak tanganmu dalam berbagai posisi.
b.      Lakukanlah seolah – olah tubuhmu adalah sebuah rumput alang – alang yang tertiup angina dari berbagai arah. Rasakan tubuhmu bergerak ke kiri, ke kanan, ke depan dank e belakang secara lembut.
c.       Ekspresi wajah. Latihan ekspresi wajah bisa dilakukan di depan cermin dengan menggambarkan berbagai ekspresi, diantaranya ketika kita dalam kondisi sedih, senang, gembira, kecewa, marah.

2.      Bentuk Penampilan Pantomim.
Bentuk penampilan pantomime dapat dikelompokkan sesuai dengan jumlah pemain yang tampil, yaitu Pantomim Tunggal, Pantomim Berpasangan dan Pantomim Kelompok.
a.      Pantomim Tunggal.
Pertunjukan Pantomim tunggal dimainkan oleh satu orang pemain. Biasanya tema dan adegan yang ditampilkan berupa permasalahan yang dihadapi oleh seseorang dalam berbagai kondisi, sebagai contoh seorang yang sedang berada dijalanan bingung mau menyeberang jalan kemudian hujan dan angina datang. Selain itu, misalnya orang yang sedang kebingungan kehilangan sesuatu. pada Pantomim tunggal dapat mencari tema – tema yang menarik untuk dimainkan sendiri.
b.      Pantomim Berpasangan.
Selain dimainkan sendiri, Pantomim juga menarik kalau dimainkan oleh dua orang atau berpasangan. Tema dan adegan yang bisa ditampilkan tentunya keunikan dari dua orang yang saling merespon gerak – gerak yang lucu. Coba lakukan bersama temanmu adegan dibawah ini
1.      Dua orang sedang tarik – menarik tambang.
2.      Dua orang sedang mendorong roda pasir yang berat dengan jalan menanjak sampai mengeluarkan pasirnya.
c.       Pantomim Kelompok.
Pantomim juga bisa dilakukan oleh dari dua orang atau secara kelompok. Gerak – gerak Pantomim secara kelompok dapat dibuat adegan seperti menirukan gerakan sekelompok bebek yang sedang digembala petani, adegan di sebuah pasar yang ramai dengan berbagai macam aktifitas bisa juga mencari aktifitas – aktifitas yang menarik lainnya. 








gambar : step 1 - 8